Membuat Peta Potensi Kerusakan Lahan (Bagian 2)


kerusakan lahan1

4. Banjir dan Genangan

(Konsultan Survey dan Pemetaan Lahan) – Banjir dan genangan merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan terjadinya kerusakan lahan. Hal ini terutama terkait dengan lamanya dan ketinggian genangan yang mengakibatkan kerusakan terhadap tanah serta unsur biotis yang ada. Dimana tanah dan unsur biotis yang tergenang dalam jangka waktu tertentu dapat mengakibatkan kerusakan dan bahkan kematian terhadap unsur biotis tersebut, selain itu unsur-unsur hara pada tanah dapat hilang karena ikut terhanyut terbawa oleh aliran banjir tersebut. Semaikin lama terjadi genangan atau banjir pada suatu daerah maka dampak yang diakibatkannya pun akan semakin besar.

5. Sifat dakhil Tanah (Menurut PP 150 tahun 2000)

Beberapa jenis tanah rentan dan sensitif terhadap faktor-faktor berubahan lingkungan baik itu karena alam maupun karena campur tangan manusia. Tingkat kerentanan suatu jenis tanah dapat didekati berdasarkan sifat-sifatnya yang tercantum dalam PP 150 tahun 2000. Adapun sifat-sifat tanah tersebut adalah sebagai berikut;

Solum atau ketebalan tanah

Tebal tanah mencerminkan zona keleluasaan perkembangan akar: pengambilan air dan hara serta untuk menopang batang-tubuh tanaman itu sendiri. Tebal < 20 cm menjadi penghambat keleluasaan akar, kecuali untuk tanaman rerumputan.

Tingkat Kebatuan

Kebatuan adalah bahan mineral kasar dengan ukuran > 2 mm. Keberadaan bahan ini yang melebihi 40% sangat mengurangi keleluasaan perkembangan akar untuk menyerap air dan hara.

Fraksi Pasir

Kemampatan dan kesarangan tanah berhubungan dengan penyematan lengas. Bila terllu mampat maka drainasi terhambat dan kehawaan akar mengalami penghambatan. Sebaliknya bila terlalu sarang akan menyebabkan air cepat hilang terperkolasi. Penyimpan dan penyedia hara terletak pada koloid tanah yang merupakan gabungan dari koloid organik dan clay. Ukuran 4 me% sering digunakan sebagai kapasitas minimum untuk penyimpanan hara. Hal ini didekati dengan nilai 18% koloid pada jenis clay kaolinitik yang biasanya dijumpai pada tanah lanjut usia + bahan organik (1 %).

DHL (Daya Hantar Listrik)

Nilai ion terlarutkan yang > 4 mS, dapat menyebabkan plasmolisis atau pemecahan/pembusukan akar karena aliran air justru keluar dari akar yang seharusnya diserap dari larutan tanah.

pH Tanah

Tanah usia lanjut dicirikan oleh pH yang rendah, tanah kapuran ditandai oleh pH yang tinggi. Tanah masam mengandung ion Al yang bersifat toksik bagi tanaman, tanah yang alkalis menyebabkan imbangan hara yang tidak baik.

Faktor-faktor diatas tersebut dapat digunakan untuk menentukan potensi kerusakan suatu lahan, dan untuk pendekatan dapat menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan metode skoring. Dengan menggunakan metode skoring akan didapatkan hasil berupa peta potensi kerusakan lahan dengan skala tertentu yang sesuai dengan PP No.10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta Tata Ruang Wilayah.

Membuat Peta Potensi Kerusakan Lahan (Bagian 1)

Leave a comment